Danau Kakaban, adalah air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban, ditambah dengan air dari dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. Danau Kakaban merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya sekitar 5 km², berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau. Secara administratif, Danau Kakaban termasuk wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama oleh air hujan dan air
tanah, air danau ini kemudian menjadi lebih tawar dibandingkan laut yang
ada di sekitarnya. Perubahan ini berdampak juga pada adaptasi fauna laut yang ada di dalam danau itu. Ubur-ubur misalnya, karena terbatasnya makanan, akhirnya beradaptasi dengan melakukan simbiose mutualistis dengan algae. Algae adalah penghasil makanan dan harus memasak makanan dengan bantuan sinar matahari.
Selama ribuan tahun danau di tengah laut ini tentu saja menciptakan suatu ekosistem tersendiri yang sangat unik. Danau unik ini memiliki empat jenis ubur-ubur, salah satunya adalah ubur-ubur jenis Cassiopea.
Cerita simbiosis ini sangat menarik. Ubur-ubur Pulau Kakaban,
menempatkan algae pada bagian kakinya, karena ganggang berkepentingan
untuk mendapatkan matahari sebagai sarana melakukan fotosistesa, sang
ubur-ubur akhirnya berjalan terbalik, dengan kaki ke atas dan kepala ke
bawah. Cara berjalan yang unik inilah yang menarik para ilmuwan dan
penyelam untuk mengetahui evolusi terhadap fauna laut
yang akhirnya berperilaku aneh demi mempertahankan hidup mereka.
Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di
danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin
gelap. Diduga, pada danau ini banyak akan dijumpai jenis-jenis baru.
0 Komentar:
Posting Komentar